Senin, 03 Agustus 2015

As long as you believe..

Aduh, agak aneh sih judulnya, kayak quote singkat. Hahaha. Sebenarnya sih cuma mau share  aja sih, tiba-tiba kepikiran sesuatu and i think it's happen to everyone else. Ketika kalian suka sama seseorang dan mencoba untuk lebih dekat lagi, apa yang kalian lakukan? Looking for her/his information about? Hahaha. Yeah, mungkin akan mencoba stalking media sosial yang dia punya. Bisa facebook, twitter, instagram, or anything else. Pastinya ya kita bisa ada bahan pembicaraan setelah tau orang tersebut kayak gimana, am I right? hehehe.

Nah, setelah kalian mengenal lebih lanjut orang tersebut, masih kah mencoba nge-stalk medsosnya dia? Hmm, bisa iya bisa gak juga sih. Tapi menurut gw sendiri sih lebih baik gak usah. Ya, sesuai dengan judul thread  ini As Long As You Believe.

Pernah gak sih pas habis kenal deket langsung nge-add medsosnya si dia? hahahaha Mungkin biar lebih akrab jadi bisa lebih tau kesehariannya ngapain aja. Kemudian pas lagi asik-asik ngobrol via medsos (BBM, Line, WA) ternyata tiba-tiba dia balesnya lama. Trus pas lo cek di medsos lain (ex. Path, Instagram, Facebook) ternyata dia ada aktivitas. Kesel gak sih? Kadang rasanya tuh, okey, you don't put me first again, just get fun with your other friend hahaha. Ya itu sih resiko ya.

Selama lo percaya sama dia, ya keep your positive thinking  aja lah. Mungkin dia lagi sibuk atau apa yang positif. Gak usah lah cari-cari dia lagi ngapain atau gimana via other social media. Kalau memang lo dianggap penting pastinya dia akan memberi alasan yang jelas. Dan sekali lagi intinya, just believe and positive thinking. Hahaha, and sometimes it's hard to do, but yaa just do it :)

Minggu, 30 November 2014

Junior High School (part 1)

Holaaa.. udah lama nih kayaknya gw gak update blog ini. Sebenernya sih udah ada beberapa kali niatan untuk nambah-nambah materi, tapi ya gitu, tiba-tiba aja ada hal lain yang bikin gw berpaling dari nulis di blog ini. Oke, sekarang gw akan coba menceritakan tentang masa-masa gw sekolah di tingkat SMP. yaaa! eSeMPe..

Saat awal masuk, sebenernya gak terlalu interest dengan SMP yang gw tuju ini, karena ini adalah pilihan kedua. Sejak selesai ujian akhir di tingkat SD, gw udah pengen banget masuk SMP 103 Jakarta. Ya, itu idaman banget lah, salah satu sekolah favorit yang ada di lingkungan gw (gak pernah kepikiran buat sekolah jauh-jauh sih). Waktu itu, gw pilih SMP 103 sebagai pilihan pertama dari 3 pilihan yang dituju. Pilihan kedua ada di SMP 174 dan pilihan ke-3 ada di SMP 171. Dengan penuh harapan bisa dapat pilihan pertama, tapi apa daya yang terpilih adalah pilihan ke-2. Oke, harus bisa gw terima dengan lapang dada (ini gw gak pake nangis-nangis dramatis gitu lho?!).

Hari pertama masuk SMP, oke ini sekolahan kok masih numpang-numpang SD sebelah ya. Dan emang ternyata sekolah aslinya lagi direnovasi. Awal-awal kayak gini aja udah bikin males, apalagi nanti ya dan gw masih harus melanjutkan 3 tahun masa SMP. Beberapa bulan pun akhirnya berlalu dan gw pun mulai terbiasa dengan kehidupan di SMP ini. Sekolah masuk siang dan pulang menjelang maghrib. Mau gak mau ya harus gw nikmatin aja sih. Akhirnya masa-masa periode tingkat pertama SMP pun selesai dan pembagian raport pun tiba. Ya, Alhamdulillah gw dapet peringkat ke-2 di kelas, yeaaayy. Dan ternyata di sekolah ini ada sistem pembagian kelas baru di tingkat berikutnya. Gw dapat kelas dimana nih ya? semoga sih gak sama kayak kelas 1 lalu (ini fix gw rada gak interest sih sama anak-anak kelas 1). Taraaaa... gw masuk di kelas 2-A yang mana itu adalah kelas tempat siswa-siswa lain yang mendapat nilai di atas rata-rata. Gossshh.. mungkin gak nih gw bisa bertahan dengan para "nerd" yang ada.


Kamis, 21 Agustus 2014

The Story Of Annabelle

Masih pagi sih ini sebenernya, cuma pas lagi liat schedule film untuk tahun 2015, ada salah satu film yang ditunggu, yaitu "The Conjuring part 2". Hmmm.. di film itu kalau gak salah sih menampilkan boneka horror yang namanya Annabelle. Mungkin kalau di film itu, sosok Annabelle yang berbentuk boneka divisualisasikan dengan bentuk yang menyeramkan. Tapi ternyata di versi aslinya (ya! Boneka Annabelle itu sebenernya memang ada) gak seseram yang divisualisasikan.

Berikut ini sedikit cerita tentang boneka Annabelle yang menyeramkan itu :


Kasus ini sejak tahun 1970-an mendapat sorotan, terutama dalam buku The Demonologist. Kasus ini adalah kasus yang ditangani oleh keluarga Warren, dan yang paling banyak dibicarakan dibandingkan dengan kasus lain. Rujukan itu berasal dari seorang pendeta Episkopal. Seorang pendeta memberitahu kepada Ed Warren tentang dua perawat muda yang telah berkomunikasi dengan, apa yang mereka anggap sebagai, roh manusia. Salah satu teman perawat muda tersebut telah diserang secara fisik, dan teror itu masih berlanjut, sehingga Ed menerima kasus tersebut. Pendeta itu memberikan nomor telepon gadis perawat muda kepada Ed, dan segera menelepon nomor tersebut. Para gadis muda itu memberitahukan masalah yang mereka hadapi, dan Ed berkata bahwa ia dan Lorraine akan segera ke tempat kejadian.
Hari ini, Annabelle tetap terkunci dalam kotak kaca, dan dipamerkan di Warren Occult Museum. Satu-satunya museum artefak rumah berhantu dan benda-benda mistis yang dikumpulkan dari banyak kasus paranormal selama lebih dari 50 tahun. Kadang masih ada laporan tiap minggu, secara tiba-tiba boneka Annabelle berhasil berpindah ke tempat-tempat yang aneh. 


Boneka yang Terkutuk

Pada tahun 1970-an seorang ibu berjalan di sepanjang jalan lalu masuk ke sebuah toko, dan membeli boneka Anne yang compang-camping berukuran besar sebagai hadiah untuk ulang tahun putrinya, yang bernama Donna. Semenjak hari itulah, salah satu kasus paranormal paling aneh bermula. Keantikan Annabelle begitu buruk, sampai-sampai sekarang dia terkunci di dalam kotak kaca pelindung di museum gaib agar tak lagi meneror orang-orang.


Kejadian ini merupakan kasus yang mengerikan yang diselidiki oleh penyidik ​​paranormal terkenal Ed dan Lorraine Warren pada 1970-an. Seorang pendeta telah menghubungi Ed, dan mengatakan kepadanya tentang tiga perawat muda yang mengalami fenomena menakutkan di rumah mereka. Hal-hal aneh terjadi, sampai kemudian mereka menghubungi gereja untuk meminta bantuan. Pihak gereja lalu segera menghubungi keluarga Warren, dan penyelidikan pun dimulai.

Cerita Bermula

Gangguan ini dimulai di sebuah rumah, ketika para gadis perawat yang menyewa rumah tersebut, yang terdiri dari Donna, Lou, dan Angie, menemukan sepotong permen coklat misterius tertinggal di ruang tamu. Padahal tak satu pun dari mereka telah membeli cokelat, dan mereka bingung bagaimana itu bisa ada. Lalu pesan-pesan aneh sering ditemukan dengan tulisan tangan seorang anak kecil tertulis di atas kertas. 
Ada lagi, benda yang sering berpindah-pindah, tidak pernah ditemukan di tempat yang sama. Tampaknya seolah-olah ada seseorang, atau sesuatu yang mendiami rumah tersebut bersama para gadis yang ketakutan. Setelah sebulan ditemani dengan kejadian-kejadian yang tidak biasa, gadis-gadis tersebut memutuskan bahwa mereka membutuhkan bantuan. Mereka menyelidiki sejarah rumah yang mereka tempati, dan juga menghubungi media serta orang-orang setempat. 
Mereka menemukan bahwa sebelum rumah tersebut dibangun di atas tanah lapang, seorang gadis muda bernama Annabelle meninggal di tempat tersebut. Annabelle dulu suka sekali bermain di lapangan, saat tersebut ada saat paling bahagia baginya, dan jiwanya tidak pernah meninggalkan tempat itu. Orang-orang dan media setempat menjelaskan bahwa roh kecil Annabelle itu masih ada, dan ada kaitannya dengan kejadian-kejadian aneh sebulan terakhir yang para gadis alami. 


Sebelumnya, pada suatu saat, memang sempat ada kejadian dimana Annabelle bertanya kepada Donna dan temannya, apakah dia bisa tinggal bersama mereka, dengan pindah ke boneka yang ibu Donna untuknya di hari ulang tahunnya. Tidak tahu harus berbuat apa lagi, gadis-gadis tersebut menjawab iya, dan akhirnya bahkan boneka tersebut dinamai Annabelle.
Gadis-gadis berpikiran bahwa Annabelle hanyalah boneka lucu yang tidak berbahaya, dan sering ditinggalkan di tempat tidur di pagi hari, atau bertengger di sofa di ruang tamu. Namun, setelah kembali pulang dari pekerjaan, tampaknya mereka seolah-olah melihat bahwa boneka tersebut telah berpindah tempat dari tempat yang sebelumnya ditempati. Pada awalnya, mereka hanya sekedar melihat tangan dan kaki boneka berada dalam posisi yang berbeda. Namun seiring waktu, Annabelle mulai berpindah-pindah dari ruangan yang satu ke ruangan yang lain. Gadis-gadis yang pulang kerja pada malam hari tersebut, sekarang menemukan Annabelle tengah duduk di kursi dekat pintu depan, atau berlutut di lantai. Di lain waktu, mereka menemukan Annabelle duduk di sofa, meskipun dia pada awalnya berada di kamar Donna.

Ada lagi pengalaman dari Lou. Lou berteman dengan Donna dan Angie dan telah bersama mereka sejak hari boneka itu tiba. Lou tidak pernah menyukai boneka itu dan pada beberapa kesempatan memperingatkan Donna bahwa boneka itu jahat dan lebih baik menyingkirkannya. Tapi Donna terlalu menyukai boneka itu dan lebih mempedulikan peringatan Lou. Keputusan Donna ternyata adalah kesalahan besar. 
Lou terbangun di suatu malam dari tidur nyenyaknya, dan panik. Sekali lagi, ia bermimpi buruk. Hanya saja kali ini, entah bagaimana, segala sesuatunya tampak berbeda. Seolah-olah ia terjaga tetapi tidak bisa bergerak. Dia melihat sekeliling ruangan tapi tidak bisa melihat sesuatu yang luar biasa, dan kemudian hal itu terjadi. Dia melihat ke bawah ke arah kakinya, dan dia melihat Annabelle. 

Boneka itu mulai perlahan-lahan meluncur di kakinya, pindah ke dadanya dan kemudian berhenti. Dalam hitungan detik boneka itu mencekiknya. Lumpuh dan terengah-engah, sampai ketika dia sesak napas, Lou pingsan. Lou terbangun keesokan harinya dan yakin itu bukan mimpi. Lou bertekad untuk melepaskan diri dari itu boneka dan roh yang mendiaminya. Dia tak tahu, ada lagi satu pengalaman buruk yang akan menimpanya.

Setelah mempersiapkan untuk perjalanan besok hari, Lou dan Angie tengah membaca peta di rumahnya. Suasana tampak sepi. Tiba-tiba, suara gemerisik datang dari kamar Donna. Lou bertekad untuk mencari tahu siapa atau apa itu, mereka diam-diam berjalan ke pintu kamar tidur. Dia menunggu suara itu berhenti sebelum masuk dan menyalakan lampu. Ruangan itu kosong kecuali ada Annabelle yang berada di lantai di sudut kamar.

Lou menjelajahi ruangan, tapi tak melihat ada yang aneh. Tapi saat ia mendapati dirinya dekat dengan boneka tersebut, dia merasa seperti ada seseorang yang berada di belakangnya. Dengan cepat, ia berputar dan menyadari bahwa tidak ada orang lain di sana. Kemudian dalam sekejap, ia menemukan dirinya terluka di bagian dada dan berdarah. 
Kemejanya tampak berlumuran darah, dan saat membuka kemejanya ada tujuh tanda cakaran yang berbeda di dadanya, tiga berbentuk vertikal dan empat berbentuk horizontal, semuanya panas seperti luka bakar. Goresan ini sembuh dengan segera, setengah hilang pada hari berikutnya, dan sepenuhnya hilang di hari kedua.

Setelah kejadian ini, Donna percaya bahwa di dalam boneka itu ada yang tidak beres. Lalu mereka menghubungi gereja, dan  bertemulah mereka dengan Ed dan Lorraine Warren.


Investigasi

Setelah beberapa hari yang melelahkan, Ed dan Lorraine Warren tiba di rumah Donna dan temannya untuk memulai mulai menangani kasus tersebut. "Ok girls, saya ingin mendengar keseluruhan cerita. Siapa yang bisa memberitahu saya?" 

"Saya bisa." kata Donna. 

"Baiklah. Lou, Angie, silakan menambahkan jika ada yang kurang," Ed mengarahkan. Lou dan Angie adalah nama teman-teman Donna.

"Ada dua cerita." kata Donna. "Yang pertama dimulai awal minggu ini bersama Lou. Yang lainnya tentang Annabelle. Tapi saya rasa, keduanya berhubungan dengan Annabelle." 

"Siapa Annabelle?" Ed segera bertanya. 

"Dia milik Donna, dia bergerak, dia hidup, tapi tidak, saya tidak berpikir dia masih hidup. Dia ada di ruang tamu." kata Angie sambil menunjuk ke seberang meja. Di sana, Annabelle duduk di sofa.

Lorraine melihat ke arah ruang tamu. "Apakah kalian berbicara tentang boneka itu?"

"Benar," jawab Angie, "boneka Ann yang besar dan compang-camping. Itu Annabelle, dia bergerak!" 

Ed bangkit dan berjalan ke ruang tamu untuk memeriksa boneka tersebut. Ukurannya besar dan berat, seukuran anak umur empat tahun. Annabelle terduduk di kursi sofa dengan kaki menjuntai. Matanya yang hitam menatap ke arahnya, sementara senyumnya yang suram melengkung pucat. Setelah melihat boneka itu dengan tanpa menyentuhnya, Ed kemudian kembali ke dapur. "Dari mana boneka itu berasal?" Ed bertanya kepada Donna.

"Itu hadiah." Donna menjawab, "Ibuku memberikannya kepada saya pada hari ulang tahun terakhir saya."

"Apakah ada alasan mengapa dia membelikanmu boneka?" Ed ingin tahu. 

"Tidak. Itu hanya sekedar untuk hiasan." jawabnya. 

"Oke." Ed melanjutkan. "Kapan pertama kali Anda mulai mengalami keanehan-keanehan?" 

"Sekitar setahun yang lalu," jawab Donna. "Boneka itu mulai bergerak di sekitar rumah dengan sendirinya. Ehm, maksud saya bukan bangkit dan berjalan-jalan, atau hal seperti itu. Tapi ketika kita pulang kerja, boneka itu sudah tidak berada di tempat semula." 

"Jelaskan bagian itu kepada saya sedikit lebih detil." pinta Ed. 

"Setelah saya mendapakan boneka itu ketika ulang tahun saya," Donna menjelaskan, "Saya menaruhnya di tempat tidur saya setiap pagi setelah tempat tidur dibereskan. Kedua tangannya berada di sisi-sisi tubuhnya dan kakinya lurus, seperti dia sedang duduk di sana sekarang. Tetapi ketika kita pulang ke rumah di malam hari, lengan dan kakinya menjadi berbeda posisi. Misalnya, kakinya menjadi menyilang di pergelangan kaki, atau lengan yang akan dilipat di pangkuannya. Setelah seminggu lebih, hal ini membuat kami curiga. Jadi untuk mengujinya, saya sengaja menyilangkan tangan dan kakinya di pagi hari untuk melihat apakah boneka itu benar-benar bergerak. Dan tentu saja, malam hari ketika kita datang kembali ke rumah, lengan dan kaki berubah posisi kembali."

"Ya, tapi lebih dari itu," tambah Angie. "boneka tersebut juga berpindah kamar dengan sendirinya. Kami datang rumah satu malam dan boneka Annabelle sedang duduk di kursi dekat pintu depan. Sedang berlutut! Yang lucunya adalah, ketika kita mencoba untuk membuat bonekanya berlutut, kami hanya membuatnya jatuh, tidak bisa membuatnya berlutut lagi. Di waktu lain, kami akan menemukannya duduk di sofa, meskipun ketika kami meninggalkan rumah di pagi hari boneka itu berada di kamar Donna dengan pintu tertutup!" 

"Ada lagi?" tanya Lorraine. 

"Ya," kata Donna. "Ada catatan kecil dan pesan yang tertinggal. Tulisan tangannya seperti dibuat oleh seorang anak kecil." 

"Apa pesan itu?" Ed bertanya. 

"Pesan itu tak berarti apa-apa bagi kami, seperti menuliskan Help Us atau Help Lou, semacam itu." jawab Donna.

Ed dan Lorraine lantas saling berpandangan.


Hasil Investigasi

Keluarga Warren, setelah berbicara dengan Donna, Angie, dan Lou sampai pada kesimpulan bahwa boneka itu sendiri sebenarnya tidak dirasuki, tetapi dimanipulasi oleh kehadiran roh. Roh tidak merasuki benda mati seperti rumah atau mainan, tapi mereka merasuki manusia. Roh halus dapat menempelkan dirinya sendiri ke suatu tempat atau objek, dan inilah yang terjadi pada Annabelle. Roh halus ini memanipulasi boneka dan menciptakan ilusi bahwa boneka itu hidup untuk mendapatkan pengakuan. Sesungguhnya, roh halus itu tidak ingin tinggal melekat pada boneka, ia ingin merasuki manusia.


Roh halus, pertama-tama mulai menggerakan benda-benda di sekitar apartemen dengan cara teleportasi untuk membangkitkan rasa ingin tahu penghuni dengan harapan bahwa mereka akan memberikan respon. Lalu, seperti yang telah kita duga, penghuni melakukan kesalahan dengan membawa media, Annabelle, ke apartemen untuk berkomunikasi dengannya. 
Maka dari itu, roh tersebut sekarang dapat berkomunikasi melalui media boneka, membuat para gadis ini ketakutan, bahkan diberi izin oleh Donna untuk menghantui rumahnya. Setelah itu, kejadian-kejadian aneh pun terjadi, melalui gerakan aneh dari boneka itu, menulis teks-teks atau tulisan-tulisan, darah, dan akhirnya bahkan menyerang Lou dengan meninggalkan tanda luka. 
Tahap selanjutnya dari fenomena ini, adalah merasuki para penghuni rumah. Seandainya kejadian-kejadian ini berlangsung 2 atau 3 minggu lagi, roh halus akan sepenuhnya merasuki mereka, dan satu per satu penghuni rumah akan dibuatnya terbunuh.

Pada akhir investigasi, suami istri meminta Pastor Cooke untuk memberkati rumah tersebut. Atas permintaan Donna, dan sebagai tindakan pencegahan lebih lanjut terhadap fenomena yang pernah terjadi di rumah lagi, Warrens mengambil boneka kain besar bersama dengan mereka ketika mereka pergi.
 


Cerita Belum Berakhir

Pastor Cooke meskipun tidak nyaman dengan perannya sebagai pengusir setan, setuju untuk melakukan ritual exorcism, pengusiran setan. Mereka sepakat untuk membawa boneka Annabelle ke rumahnya, Ed menempatkan boneka itu di jok mobil bagian belakang, dan menyepakati bahwa roh halus sudah tidak mengikuti boneka itu.

Kecurigaan muncul. Pada setiap tikungan jalan, entah bagaimana mobil yang ditumpangi Ed berbelok secara mendadak dan tak bisa dikendalikan serta rem tiba-tiba blong. Berulang kali mobil yang ditumpangi Ed tabrakan. Serta merta, Ed meraih tas hitamnya dan mengeluarkan sebotol kecil air suci dan disiramkan kepada boneka tersebut. Gangguan berhenti dengan segera, dan mereka tiba di rumah.

Setelah Warrens tiba di rumah, Ed mendudukan boneka itu di kursi di samping mejanya. Boneka tersebut melayang beberapa kali, sebelum kemudian jatuh. Selama minggu-minggu berikutnya, boneka itu mulai muncul di berbagai ruangan rumah secara tiba-tiba. Ketika keluarga Warren sedang pergi dan meninggalkan boneka itu dikurung di ruang kerja, mereka sering akan kembali menemukannya duduk nyaman di lantai atas di kursi santai Ed. 
Boneka tersebut juga menunjukkan kebencian terhadap pendeta yang datang ke rumah.

Salah satu contoh, seorang pendeta bernama Jason Bradford datang ke rumah. Setelah melihat boneka tersebut duduk di kursi, ia mengambilnya dan berkata, "Kamu hanya sebuah boneka, Annabelle, kamu tidak bisa menyakiti siapa pun", dan melemparkan boneka itu ke kursinya kembali.

Ed memperingatinya dengan berkata, "Lebih baik Anda jangan berkata seperti itu".
Satu jam kemudian sebelum beranjak pulang, Lorraine berkata pada pendeta tersebut untuk harap berhati-hati dalam mengemudi dan meneleponnya ketika ia tiba di rumah. Beberapa jam kemudian, pendeta tersebut mengatakan bahwa rem mobilnya blong setelah memasuki perempatan jalan yang ramai, yang menyebabkan tabrakan panjang yang menghancurkan mobilnya.

Keluarga Warrens memiliki ruang khusus yang dibangun untuk Annabelle di dalam Museum Occult miliknya, tempat di mana dia tinggal sampai sekarang. Sejak kasus yang terakhir yang menimpa pendeta tadi, Annabelle tidak lagi  menyebabkan hal buruk terjadi. Tapi dia dianggap bertanggung jawab atas kematian seorang pemuda yang datang ke museum dengan sepeda motor bersama pacarnya. Pemuda tersebut, setelah mendengar cerita Ed tentang boneka tersebut, menantangnya dan mulai menggedor kotak kaca tempat Annabelle berada. Dia bersikeras bahwa jika boneka itu dapat membuat seseorang terluka, maka dia ingin juga merasakannya. Ed berkata kepada orang muda, "Sebaiknya kamu keluar saja dari sini".
Dalam perjalanan pulang, pemuda dan pacarnya tertawa dan mengolok-olok boneka Annabelle ketika kemudian ia kehilangan kendali atas motornya dan menabrak pohon. Kepalanya terbentur, dan pemuda itu tewas seketika tapi pacarnya selamat dan dirawat di rumah sakit selama lebih dari setahun. Ketika ditanya apa yang terjadi, wanita muda tersebut menjelaskan bahwa mereka tertawa tentang boneka itu ketika mereka kehilangan kendali atas sepeda motor.


Penutup 
Iya, kali ini saya membahas tentang cerita hantu yang menyeramkan. Dan memang tidak ada salahnya dibahas sebagai bagian dari pengetahuan akan alam lain. Cerita tersebut sebenarnya sudah sedikit difilmkan di film The Conjuring pada bagian awal film. Hanya saja tidak mendetil sampai pada pemecahan kasusnya. Kembali lagi pada boneka Annabelle ini, ada yang beranggapan bahwa boneka ini dahulunya bekas media ritual untuk voodoo. Ada juga yang tidak mempercayainya, dan menganggapnya tak lebih dari sekedar cerita bohong. Tak apa, yang jelas roh halus itu ada dan berdiam di tempat yang tak terlihat mata manusia biasa.
 
Sumber: www.warrens.net, theunexplainedmysteries.com, efeyas.hubpages.com, dunianyaridwan.blogspot.com

Rabu, 20 Agustus 2014

Office Selfie...

Hahaha.. belum ada ide baru untuk nulis di blog ini.. Jadi ya ngepost foto-foto aja lah ya..
Berikut ini ada beberapa contoh ke"selfie"an kita (bagian Pembinaan Bisnis) Divisi BRM.. 
Walaupun di balik ekspresi kegembiraan yang ada di foto, tersimpan banyak pekerjaan yang terus menerus datang silih berganti meminta untuk diselesaikan.. haha...

Mbak Nisa Farewell


Foto ini diambil jam 23.00 WIB

Birthday Lunch

Keep compete and smile

Tongsis never end

Mas Bagus Farewell

Selasa, 29 Juli 2014

Just be your self and let it flow...

Just be your self.. ya, mungkin secara bahasa Indonesia artinya jadi lah dirimu sendiri. Yups, betul banget nih. Barusan gw nonton salah satu filmnya si Raditya Dika yang judulnya "Cinta Dalam Kardus". Isinya sih ya tentang cinta-cintaan gitu deh. Hubungan antara si Raditya as Miko dengan pacarnya yang bernama Putri. Di awal cerita, si Miko udah ngerasa hubungannya dengan si Putri mulai mengalami masa maturity (cie elah bahasa gw). Kayaknya sih si Miko udah ngerasa bosen dengan segala tingkah lakunya si Putri. Akhirnya si Miko memutuskan untuk merefresh diri dengan melakukan Stand up comedy di salah satu cafe.

Awalnya mungkin agak garing sih, karena itu stand up di cafe yang sepi dan cuma ada beberapa orang aja. Cerita pun mengalir, dan si Miko menceritakan semua mantan-mantan gebetan dia. Ya, mantan gebetan, bukan mantan pacar (hahahahaha...). Dari semua mantan-mantan gebetan dia, ternyata itu semua udah merubah dia menjadi bukan dirinya lagi. Maksudnya??? ya itu, demi mendekati gebetannya itu dan demi menjadikannya lebih dekat dengan merubah status menjadi "Pacar", Miko berubah menjadi orang lain yang diharapkan oleh gebetannya itu. Demi cinta, atau demi apapun, akhirnya dituruti lah semua itu. Sekian lama berselang, ternyata perubahan itu terasa tidak sesuai dengan pribadinya. Akhirnya para gebetan itu pun ditinggalkannya.

Ya, intinya sih, jadi lah diri lo sendiri. Ketika lo lagi PDKT dengan orang lain yang hobbynya nonton drama korea, gak harus juga sih lo nonton semua drama korea yang ada. Apalagi lo nontonnya sampe marathon gitu. Yang dengan alasan, demi bisa nyambung nonton sama si Doi. Hmmm.. Menurut gw sih, ada batasnya juga. Lo cukup tau aja itu film apa, pemainnya siapa, untuk isi cerita, lo kan bisa tuh baca sinopsis-sinopsis nya yang udah ada, dan udah dibuat oleh beberapa orang di internet. Nah kalau emang menurut lo ribet, cukup lah lo baca itu sinopsis cover belakang DVD bajakan punya gebetan lo (haha, kayaknya sedikit deh yang punya DVD originalnya). Setelah itu coba lo ngobrol dengan dia. Kalau masih gak nyambung, ya coba lo agak ngeles-ngeles dikit. Seenggaknya lo udah tau itu judul film sama pemainnya siapa.
L (lo)
D (Dia)

D : Hey, semalem aku habis nonton drama korea full house lho... Sedih sih, tapi untungnya happy ending..
L : Waaah, itu yang main si Lee kwang so kan?
D : Hah? lee kwang so?
L : iya, itu yang kejar-kejaran trus narik nametag, trus dia nangis gitu. Sedih yaaa..
D : hellooooowww... pliss deh itu kan Running Man.. -.-" ini kan drama korea yang sedih-sedih itu.. romantis lagi.. kamu sok tau ah..
L : Ohh itu, iya2.. maksudnya lari2an trus capek tuh.. Mereka duduk duduk sambil nonton drama korea yang kamu bilang tadi, apa tuh tadi "full tank" ya?
D : apa lagi itu full tank, ah kamu gak ngertiin aku.. hiks.. itu kan yang main si Rain.. yang ceritanya mereka tinggal serumah.. awalnya gak suka, tapi akhirnya mereka jadi suka..
L : ohh itu, iya2 tuh.. maksud aku tuh itu.. full house.. yang main si  Hujan...

ya gitu deh kayknya ngarangnya.. hahaha..
Tapi menurut gw sih ya harus tetep jadi diri sendiri sih. Nanti kalau lo terlalu berubah jadi suka sama drama korea, bisa-bisa itu berpengaruh terhadap kehidupan pribadi lo. Bisa-bisa nanti penampilan lo ikutan berubah. Yang tadinya bergaya anak-anak alay jalanan, lo berubah gaya jadi anak-anak yang tampilannya manis manja, kulit mulus kayak dikasih pelicin, dan foto dengan gaya yang sok-sok imut. Pliss lo berubah. Lo gak seperti yang dulu lagi. Gw gak mau lagi temenan sama lo.. (apa sih ini jadi drama gini..). ya intinya Just be your self lah ya. Dia yang gak bisa nerima lo apa adanya, mungkin belum bisa mengenal lo apa adanya. Dan ketika lo PDKT, jangan liat juga dari ada apanya, tapi lihat apa adanya. :)



Rabu, 23 Juli 2014

PembiSaDuT

Memanfaatkan waktu luang saat jam istirahat dan juga waktu penggunaan koneksi internet yang terbatas. Sedikit mau share tentang personil yang ada di unit kerja gw yang baru ini. Sebelumnya kayaknya udah diinfokan kalau sekarang gw udah pindah ke unit kerja baru yang ada di Kantor Pusat, tepatnya Divisi Bisnis Ritel dan Menengah. Nah, sekarang boleh dong ya memperkenalkan anggotanya di masing-masing bagian, tepatnya sih di bagian pembinaan. hehehe....

All Staff Pembinaan Satu, Dua, Tiga


 Bagian Pembinaan dan Pengembangan Bisnis 1 :
Pande Komang Trisentana

Febri Daniel V. Sijabat

M. Rifai

Wahyu Nur Hidayat

Sheyla J. Nabilla

Dedi S.
Bagian Pembinaan dan Pengembangan Bisnis 2 :
It's Me, Arif.. hehe

M. Ardiansyah

Indra Hariadi

Ibnu Sina Jaelani

Deby Haryanti

Uda Eka

Tomy S.
Bagian Pembinaan dan Pengembangan Bisnis 3 :
Dhian Permatasari

Naufal Zulkarnaen

Defri Gunawan

Om Jack

Bagus Satrio Utomo (sekarang udah jadi ex staff, haha.. Jadi MP di BRI KC Kabanjahe)

Maria H. Tutuarima

Aditya P.
Yups, that's all the new family that I have here....


Senin, 21 Juli 2014

Hivi - HeartBeat

Selamat pagi..... (gw nulis ini tepat pukul 06.49 WIB lho..) Kali ini cuma mau bikin ulasan aja sih, sekalian memperkenalkan sebuah lagu yang pastinya bukan lagu gw.. (hahaha). Lagu ini dinyanyikan oleh band dengan nama Hivi. Iya sih, mungkin beberapa orang baru mendengar nama band ini, demikian dengan gw sendiri. Baru tau ada lagu ini setelah nonton Entertainment news di Net.tv malam hari. Dan wooww... lumayan lah buat kalin yang suka lagu-lagu ngebeat. Dengan konsep disco klasik tahun 70an, menurut gw, Hivi sukses bikin pendengarnya ikut berdetak mengikuti irama (cie elah..). Selain itu, lirik lagunya juga menggambarkan tentang detak jantung seseorang yang sedang kasmaran. Hmmm, langsung aja lah ini ada lirik dari Hivi dengan Heartbeatnya :

Saat pertama kali ku melihatnya dia
Dia ingin ku jadikan milikku
Wajahnya cantik memikat hatiku
Inginku selalu ada di dekatmu

Can you feel my heart beat baby?
I want you know that i love you
Can you feel my heart beat baby?
I want you know that i love you

Ini kedua kali  ku melihatnya dia
Dia tak lepas dari pandanganku
Wajahnya cantik memikat hatiku
Inginku slalu ada di dekatmu

Can you feel my heart beat baby?
I want you know that i love you
Can you feel my heart beat baby?
I want you know that i ..

I want you know that i need you (i love you, i love you)
I want you know that i need you (i need you, i need you)
I want you know that i want you (i want you, i want you)
I want you know that i need you

Can you feel my heart beat baby?
I want you know that i love you
Can you feel my heart beat baby?
I want you know that i love you

Can you feel my heart beat baby?
I want you know that i love you
Can you feel my heart beat baby?
I want you know that i love you

Can you feel my heart beat
Can you feel my heart beat
Can you feel my heart beat baby?
I want you know that i love you