Sabtu, 18 Mei 2013

The Winner



We are the winner..
Kita adalah pemenang. Ya, itu adalah yang tepat bagi diri kita dari masa kita dilahirkan, saat ini, dan mungkin sampai lah kita di masa akhir hayat kita nanti. Satu kalimat yang pasti dan harus selalu kita ingat, “kita adalah pemenang”. Mungkin kisah ini sudah pernah atau bahkan sering sekali kalian dengar dari motivation-motivation training gitu lah (anak-anak yang suka organisasi pasti dah sering banget nih denger yang kayak ginian, hahaa). Biasanya pas denger kita langsung termotivasi, selang beberapa jam atau beberapa hari kemudian, pasti kita udah lupa lagi tuh sama semangat yang tadi dah membara-bara (walah,, kayak kebakaran aja).
Yup! Let’s go to the main story. Sesuai dengan judul di atas, kita adalah pemenang (perasaan dari awal dah dibilang deh kalo kita adalah pemenang, nah kan bilang lagi, hahaha). Flash back ke masa di mana kita masih di dunia yang biasa dibilang tempat di mana kita menunggu (halah, maaf gak tau namanya). Kita ini adalah manusia yang tercipta dari sperma dan ovum. Ya! Benar, sperma dan ovum! Sekali lagi, SPERMA dan OVUM! Bayangkan!! Dari ratusan juta sperma yang mendekati (biasanya sih dibilang PDKT) sang miss ovum, hanya ada satu yang diterima. Walaupun kadang ada 2 sperma yang diterima si ovum (hahaha, si ovum poliandri dong??) dan menjadi anak kembar. Dari si sperma yang tadi dah diterima si ovum, akan terjadi pembuahan. Hasil pembuahan tersebutlah yang kemudian menjadi janin dan dengan seiring berjalannya waktu, janin tersebut terus berkembang, tumbuh, dalam rahim seorang ibu. Setelah sembilan bulan tuh janin berkembang, jadilah diri kita saat ini. 

Ya, diri kita, seorang manusia yang terlahir di dunia ini.
Bisa dilihat dari perjuangan sang sperma yang berjuang hingga tetes darah penghabisan untuk mendekati ovum. Dari situ, bisa dikatakan bahwa dalam diri kita sudah ada jiwa-jiwa pejuang yang bisa menang. Dan sperma yang sampai pada ovum itu lah yang menjadi diri kita saat ini. Lihat tuh! Kita terlahir dari seorang pemenang! Gak ada kata-kata pecundang dalam diri kita. Setidaknya, kita udah menang dengan kita lahir di dunia ini. Bener kan? Kata gw.. hehe.. Jadi, yuk sama-sama kita terus berjuang menjalani hidup ini. Mari bersama-sama kita menjadi seorang pemenang di kehidupan ini. Di kehidupan dimana kita semua terlahir untuk terus berjuang dan menjadi seorang pemenang sejati.
Menjadi seorang pemenang itu bisa dilakukan melalui berbagai cara, asal halal ye! Jangan mau jadi pemenang tapi malah senggol kanan senggol kiri. Yang ada nanti malah merugikan orang lain. Nih ada sedikit cerita tentang menjadi seorang pemenang, hope you enjoy it :
Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tong sampah di depan sebuah rumah. Suatu ketika, anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah. Kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat.

"Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar," katanya. Setelah kenyang, si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.

Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik, demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang, si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan.

Esok paginya, nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai. Tak jauh dari tempat itu, nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.

Dalam perjalanan, seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua, "Ada apa dengan lalat ini, Pak? Mengapa dia sekarat?" "Oh.., itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini. Sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu. Namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita.

"Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi, "Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?"

Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab, "Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama." Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, namun kali ini dengan mimik dan nada lebih serius, "Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini."

"Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda."
Nah gimana?
Udah merasa menjadi seorang pemenang?
Pokoknya be the winner lah!
Oh iya, jadi inget ada 3 cara untuk kita menjadi seorang pemenang, yaitu : Be the first, Be the best, and Be the different..
Hehe..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar