Jumat, 07 Juni 2013

Road To Banker (Part 4)

Setelah mengikuti seleksi wawancara dengan pejabat BRI (tahap wawancara user), akhirnya tinggal menunggu pengumuman, apakah bisa lanjut untuk medical check up atau tidak. Hmmm.. waktu udah sekitar lebih dari 2 minggu sejak wawancara. Sedikit berharap, tiap hari gw buka tuh website di bagian info career. Apakah pengumuman sudah keluar atau belum. Dan ternyata, ada postingan baru yang isinya  menyatakan bahwa peserta yang lolos tes wawancara akan diumumkan langsung oleh pihak BRI via telepon. Nah lho, sampai sekarang aja gw belum ditelepon.

Menunggu sesuatu yang gak pasti itu capek juga ya. Apalagi buat seorang job seeker kayak gw ini, Melihat telepon berdering dari nomor yang gak dikenal itu rasanya kayak didatangi orang tak dikenal dan tiba-tiba dikasih duit 10 juta yang harus dibelanjakan dalam waktu 1 jam (surprise). Karena telepon yang ditunggu tak kunjung datang alhasil gw mencari selingkuhan lain dari lamaran yang gw ajukan sebelumnya. Fokus di satu lamaran itu gak ada gunanya. Karena akan capek sendiri nunggu kapan telepon akan berdering.

FYI, selain ngelamar di BRI ini, gw juga ngelamar di AXA lho. Singkat cerita pada hari itu, ada telepon dari nomor tak dikenal. Langsung dengan sigap gw angkatlah telepon itu. Ternyata dari pihak BRI yang memberitahukan kalau gw lanjut untuk tes berikutnya. Medical check up yang akan dilaksanakan pada keesokan harinya dan mulai malam hari gw udah mulai harus berpuasa selama 10 jam.

Pagi hari sekitar pukul 07.00 gw janjian dengan salah satu teman kampus yang juga lulus ke tahap medical check up untuk menuju laboratorium untuk pengujiannya. Sekitar pukul 08.00 sampailah kita di laboratorium tersebut. Sesampainya di sana sudah terlihat beberapa peserta yang juga menunggu pendaftaran untuk medical check up. Dan gw akhirnya dapat urutan ke - 21. Oke, sekarang saatnya tes dimulai. Tapi sebelum itu gw harus mengisi formulir tentang riwayat penyakit yang ada.

Setelah mengisi formulir tersebut, lanjut ke tahap pertama yaitu cek darah. Dammn!!! ini yang paling gw takutin! Gw takut lihat darah dan jarum suntik. Fiuh, akhirnya dengan penuh keberanian gw masuk deh tuh ke ruangan yang isinya beberapa dokter jahat yang membawa jarum suntik untuk mengambil darah gw. Udah seperti orang tersesat di sarang drakula yang siap ambil darah kita. Dan duduk lah gw di salah satu kursi dengan dokter perempuan yang siap mengambil darah. Disitu terlihat seberapa besar jarum yang akan dia pakai untuk menyiksa dan  mengambil darah gw. Dan jarum itu BESAR! yaudah dengan pasrah akhirnya cusssss..... jarum besar itu pun menusuk nadi gw dan darah mulai mengalir masuk ke tabung yang ada di ujung jarum itu. Mulailah terasa penyakit phobia gw ini ketika gw membuka mata dan melihat darah itu. Kepala pusing gak karuan.

Akhirnya sesi pengambilan darah itu pun selesai. Gw segera keluar untuk menyerahkan sampel darah ke petugas dan meminta botol kecil untuk tes urine. Perjalanan gw dari ruang penyiksaan itu menuju kamar mandi sepertinya sangat jauh. Padahal jarakmya hanya sekitar 5 meter. Ini kepala rasanya sudah gak kuat menahan pusingnya efek ketakutan diambil darah. Sambil tertatih-tatih akhirnya gw sampai di kamar mandi. Dalam kamar mandi pusing gw mulai gak karuan dan bersandarlah gw ke tembok. Entah apa yang terjadi selanjutnya gw gak tau. Yang gw tau, tiba-tiba gw terbangun dengan posisi tertidur di dalam kamar mandi itu. Whaatt?!!! gw pingsan!!  Untungnya sih gak ada yang lihat gw pingsan (menurut gw sendiri sih).

Setelah kejadian pingsan itu gw segera bergegas untuk melanjutkan tahap medical check up selanjutnya masih dengan kondisi lemas tadi. Sekitar 1 jam pun berlalu melewati tes kesehatan tersebut. Gak tau lah apa nanti hasilnya, pokoknya gw pengen buru-buru pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar